Projek AGNI , a Raison d’etre.
Sedikit bercerita mengenai ideologi yang menjadi dasar untuk membentuk sebuah reason of being baru di 2018.
Semua yang ada didalam tulisan ini murni dari pemikiran saya pribadi, dengan menyerap, me-’roso’ apa yang ada di sekitar .Tanpa ada stigma untuk apakah baik untuk dilakukan, tepat atau bagaimana (Mungkin tulisan ini akan disunting kembali setelah beberapa waktu kedepan).
Yaitu menginisiasi Projek AGNI pada hari Kartini 21 April 2018.
Berawal dari pertanyaan mendasar mengenai identitas kultural kita belum terpaparkan dari 17.000+ entitas yang tersebar, sedikit vague memang.
Dari ragam elemen indra hingga ragam budaya yang belum menyentuh ruang tubuh secara menyeluruh dari berbagai aspek, termasuk komersial dan sosial. Adaptasi terhadap informasi yang begitu pesat sering membuat kita lupa akan hal kecil yang menjadi elemen agar kita menjadi kita. Meski cara kita mengonsumsi produk budaya berbeda-beda, dan bila ditanya apa itu Budaya? Ya bisa apa saja yang sudah dilakukan terus menerus lalu menjadi tradisi dan akhirnya di amin’i secara universal mungkin, ya.
Namun ada satu khazanah yang dapat dijadikan acuan paripurna.
Estetika, serta tata cara secara simbolis dan semiotik salah satunya.
Maka dari itu Projek AGNI lahir sebagai salah satu jawaban kecil untuk lebih memaknai khazanah kultural kita untuk sedikit melihat lebih jauh kebelakang dan disajikan pada masanya melalui bait-bait visual untuk menjawab beberapa pertanyaan dalam benak perancang dan sang maha empunya kedalam konteks kontemporer. Ini masih dalam tahap validasi juga, semua masih dalam proses pertanyaan.
Berasal dari kata AGNI / Geni. Dewa Api, Api dalam bahasa Sanskerta. Secara pribadi ‘klik’ saja dengan ini. Elemen, spirit, energi untuk membawa suasana kemajuan, peradaban.
Adalah alamiah kita selalu bertanya apa yang ada didepan mata, ya kan?. Untuk sedikit banyaknya menghormati leluhur dan juga tanda tanya kita yang terilhami oleh beribu makna dan warna di Nusantara.
AGNI berlaku untuk semua kalangan yang merasa nilai dari sejarah Nusantara dimana elemennya tidak lekang oleh waktu. Kemudian ditempa dan dipentaskan dalam hal yang komersil maupun sosial. Tak akan mudah memang untuk mencari yang bisa menerima itu. Tapi ideologi adalah landasan utama dari jiwa seseorang untuk memanifestasikan daya-nya, bahwasannya kita hidup dengan Cipta, Rasa dan Karsa. AGNI adalah manifestasi api yang menjalar dan membara untuk berkelana mengarungi laut belantara masa lalu, kini dan Nanti.
Ada misi tersembunyi juga yang terdapat di sudut hati dan pemikiran.
Memaknai benar-benar apa Keberagaman dalam Kesatuan itu ?
I mean, really manifest those chant, spirit, and believes into tangible results in the long run.
Hæng dhâtu winuwæs Buddha Wiswa,
Bhinnêki rakwa ring apan kena parwanœsen,
Nangda khong Jinatuaa khlawan Hokwatatwa tunggal,
Bhinneka tunggal ika tæng hana dharma mangrwa.
Di hari lahir Pancasila kita ini, semoga aspirasi kita memaknai semua dalam asas-asas yang sudah dengan jerih payah dibangun oleh pendahulu dan leluhur kita. Semoga.
Tabik,
Bandung, 1 Juni 2020
Kresna Dwitomo
(Pemrakarsa).